Keterangan |
: Uap panasbumi selalu mengandung non-condesable gas (NCG) dengan jumlah berbeda di tiap lapangan. Kehadiran NCG akan menyebabkan net power ouput menjadi turun. Untuk mengatasi permasalahan NCG ini, digunakanlah peralatan ekstraksi gas yang berfungsi menarik NCG dari kondesor sehingga daya turbin yang dihasilkan dapa optimal. Ada beberapa jenis sistem ekstraksi gas yang umumnya digunakan di PLTP, yaitu Steam Jet System (SJES), Hybrid System (HS) dan Compressor System (CS). Dalam tesis ini, akan dikaji bagaimana caranya menentukan pilihan yang tepat dari ketiga jenis sistem ekstraksi gas ini berdasarkan besarnya kandungan NCG dalam uap. Pemodelan simulasi PLTP dengan single flash system setelah divalisadi dengan data keseimbangan massa dan energi PLPT Kamojang 2/3 dan PLP Darajat 1, diterapkan untuk kondisi Lapangan XXX yang memiliki kandungan NCG lebih dari 10%.Simulasi dilakukan dengan variasi NCG antara 0,05% sampai dengan 25%. Dari analisa yang dilakukan disimpulkan bahwa setiap kenaikan 1% NCG dalam uap, akan terjadi kehilangan net power output sebesar 2 MW untuk penggunaan CS, 5 MW untuk penggunaan HS dan kehilangan 10 MW untuk SJES. Dari simulasi ini juga dapat buat sebuah guidance bahwa SJES dipilih saat uap mengandung NCG lebih dari 10% dari satuan berat uap. Sedangkan blackpressure turbin menjadi pilihan dibandingkan dengan SJES sebagai system ekstraksi gas bila uap panasbumi mengandung lebih dari 10% NCG. |