Keterangan |
: Indonesia memiliki potensi sumber CO2 yang banyak baik berasal dari sumber alami maupun gas buangan indutri atau proses lain. Gas CO2 dapat membayakan makhluk hidup apabila digunakan sebagai gas injeksi EOR. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi terhadap metode injeksi gas CO2 untuk meningkatkan perolehan minyak dengan menggunakan uji laboratorium dan simulasi reservoir. Analisis terutama dilakukan untuk mengetahui interaksi antara gas CO2 dan minyak serta pengaruh keberadaan air formasi di dalam pori terhadap interaksi tersebut.
Penelitian dibagi kedala tiga bagian: uji laboratorium untuk menentukan TTM dan melakukan investigasi terhadap interaksi gas CO2 dan minyak, simulasi fluida untuk memodelkan fluida yang digunakan di laboratorium, dan simulasi reservoir untuk memetakan pendesakan pada skala lapangan. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap pengaruh skenario injeksi CGI dan SWAG yang diperbandingkan dengan extended waterflood, pengaruh penambahan propana, pengaruh kandungan CO2 di dalam minyak, pengaruh tekanan injeksi, dan perbandingan dengan pendesakan sekunder. Analisis ketidakpastian dilakukan terhadap properti minyak )live oil dan dead oil berbagai API), serta nilai Sorg.
Dari hasil uji laboratorium dan simulasi fluida didapatkan Tekanan Tercampur Minimum pada 225 psi. Pendesakan tersier di laboratorium menghasilkan efiseinsi pendesakan sebesar 75.4-89% dan turun menjadi 57-61% pada simulasi karena heterogenitas reservoir. Base case dalam simulasi reservoir adalah CGI yang menghasilkan efisiensi perolehan minyak yang lebih baik yakni 60.78%. Penambahan propana memperbaiki profil produksi base case dan menaikkan RF sebanyak 2% dari base case. Kandungan CO2 di dalam minyak terdesak mempercepat terjadinya breakthrough. Sementara itu injeksi pada tekanan 0.8 TTM (near miscible) akan menurunkan efisiensi perolehan minyak hingga 9,5% terhadap base case dan menghasilkan perolehan yang lebih kecil dari extended waterflooding. Pendesakan sekunder dengan menggunakan CO2 menghasilkan RF yang hampir sama dengan extented waterflooding. Pedesakan dengan menggunakan live oil dipengaruhi oleh komposisi hidrokarbon (C1, C2, C3) yang dapat meningkatkan perolehan minyak karena memperbaiki profil pendesakan CO2. Namun, terlalu banyak komponen ringan mengakibatkan CO2 lebih cepat mencapai breakthrough dan tidak berinteraksi dengan minyak lainnya. Semakin banyak komponen berat yang terkandung dalam minyak terdesak maka semakin lama waktu yang diperlukan CO2 untuk berinteraksi dengan minyak. |