| Keterangan |
: Abstrak
Sumur minyak X pada lapangan Offshore North West Java (ONWJ) dipilih sebagai objek dalam penelitian ini. Sumur ini telah berproduksi dari tahun 1996 hingga sekarang. Selama produksi sumur mengalami penurunan tekanan yang cukup signifikan sehingga tidak bisa memproduksikan minyak secara optimal. Untuk mengatasi hal ini dilakukan metode pengangkatan buatan (artificial lift) menggunakan metode gas lift. Sumur X menggunakan metode konvensional dalam mendesain spasing valve gas lift. Titik injeksi atau operating point terdapat pada kedalaman 2955 ft MD. Sedangkan zona perforasi terdapat pada kedalaman 5353 ft MD. Terdapat selisih sekitar 2398 ft MD antara titik injeksi dengan zona perforasi. Dengan menurunnya tekanan reservoir yang cukup signifikan dikhawatirkan tinggi kolom fluida akan berada dibawah titik injeksi yang bisa menyebabkan sumur tidak bisa berproduksi. Oleh sebab itu, direkomendasikan untuk dilakukan rekomplesi ulang dengan mendesain valve gas lift menggunakan perbandingan antara metode konvensional dengan metode ekualisasi.
Penelitian ini diawali dengan studi literatur untuk memilih metode antara metode konvensional atau metode ekualisasi. Kedua metode tersebut akan diterapkan pada sumur X sebagai objek uji. Data pada sumur X cukup lengkap diantaranya data flowing gradient survey (FGS) untuk mengetahui tekanan alir bawah sumur (Pwf), data static gradient survey (SGS) untuk mengetahui tekanan reservoir (Pres), serta data well test untuk mengetahui data produksi terakhir dari sumur X tersebut. Kesemua data ini akan diolah untuk menentukan metode yang terbaik untuk sumur X.
Dengan melakukan penerapan kedua metode tersebut, hasil desain spasing valve gas lift diperoleh untuk setiap metode. Dari hasil ini akan dilakukan perbandingan serta evaluasi untuk menentukan metode mana yang lebih efektif dan efisien dalam desain spasing valve gas lift. Adapun penyajian hasilnya akan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.
Selama ini metode yang digunakan dalam desain spasing valve gas lift di dunia perminyakan menggunakan metode konvensional. Metode ini mengasumsikan bahwa killing fluid mengisi tubing dan anulus dari dasar sumur hingga ke permukaan. Sedangkan dalam kondisi lapangan terjadi ekualisasi killing fluid terhadap reservoir karena reservoir memiliki nilai permeabilitas tertentu. Ketinggian kolom killing fluid akan mencapai pada kedalaman tertentu hingga proses ekualisasi berakhir. Hal ini menyebabkan pada desain spasing valve gas lift penarikan gradien killing fluid tidak lagi dari permukaan, melainkan dari titik kedalaman ekualisasi tersebut. Dengan kondisi seperti ini, cutting killing fluid yang dihasilkan dan gas lift mandrel (GLM) yang dibutuhkan pada metode ekualisasi akan lebih sedikit dibandingkan dengan metode konvensional sehingga dinilai lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, metode ekualisasi diajukan sebagai alternatif pengganti metode konvensional.
Abstract
The oil well X on the Offshore North West Java (ONWJ) field was chosen as the object in this study. This well has been producing from 1996 until now. During well production the pressure drop is significant that it can not produce oil optimally. To overcome this condition, it is done by artificial lift method using gas lift method. Well X uses the conventional method of designing the spacing valve gas lift. The injection point or operating point is at a depth of 2955 ft MD. While the perforation zone is at a depth of 5353 ft MD. There is a difference of about 2398 ft MD between the injection point and the perforation zone. With a significant decrease in reservoir pressure it is feared that the fluid column height will be below the injection point that could cause the well can not produce. Therefore, it is recommended to do recompletion by designing valve gas lift using comparison between conventional method and equalization method.
This study begins with a literature study to choose methods between conventional methods or equalization methods. Both methods will be applied to well X as the test object. The data on well X is quite complete including data flowing gradient survey (FGS) to find out the bottom well flow pressure (Pwf), static gradient survey (SGS) data to determine reservoir pressure (Pres), and well test data to find out the last production data from the well X. All of these data will be processed to determine the best method for well X.
By applying both methods, the design of the spacing valve gas lift is obtained for each method. From this result will be comparison and evaluation to determine which method is more effective and efficient in spacing valve gas lift design. The presentation of the results will be presented in chart and table form.
So far, the method used in the gas lift spacing valve design in the oil world using conventional methods. This method assumes that the killing fluid fills the tubing and annulus from the bottom of the well to the surface. Whereas in the field conditions occur equalization of killing fluid to the reservoir because the reservoir has a certain permeability value. The killing fluid column height will reach at a certain depth until the equalization process ends. This leads to the design of the spacing valve gas lifts withdrawal of the killing fluid gradient no longer from the surface, but from the depth point of the equalization. Under these conditions, the resulting cutting killing fluid and gas lift mandrel (GLM) required in the equalization method will be less than the conventional method, which is considered more effective, efficient and environmentally friendly. Therefore, the equalization method is proposed as an alternative to conventional methods. |
